- beberapa faktor resiko hipertensi diantaranya adalah :
1. Usia 35 - 55 tahun
2. Kondisi peny lain seperti diabetes tipe 2
3. Merokok
4. Etnis amerika keturunan afrika
5. Obesitas
6. Diet : makanan dengan kadar garam tinggi
7. Keturunan
Klasifikasi menurut joint national comittee 7:
Normal : sistol < 120 mmhg, diastol < 80 mmhg
Prahipertensi : sistol 120 - 139 mmhg, diastol 80 - 89 mmhg
Hipertensi tahap 1 : sistol 140 - 159 mmhg, diastol 90 - 99
mmhg
Hipertensi tahap 2 : sistol >= 160 mmhg,diastol>=100mmhg
Faktor yg mempengaruhi hipertensi adalah :
1. Kolesterol, glukosa, obesitas, merokok, alkohol
2. Hemodinamik pada hipertensi : terjd peningkatan resistensi perifer
3. Sistem renin angiotensin : salah satu sistem endokrin yg penting
untuk mengatur tekanan darah secara efektik. Renin mengubah
angiotensinogen > angiotensin 1, kemudian ACE (angiotensin converting
enzyme) mengubah angiotensin 1 > angiotensin 2. Angiotensin 2 adalah
vasokonstriktor kuat yg menyebabkan peningkatan tekanan darah yg jg
menstimulasi pelepasan aldosteron kelenjar adrenal dimana menyebabkan
retensi natrium dan air yg pada akhirnya menyebabkan peningkatan
tekanan darah.
4.Sistem saraf otonom simpatik memegang peranan penting dalam regulasi
tekanan darah
5. Disfungsi endotel pembuluh darah : dalam keadaan fisiologis untuk
mempertahankan tekanan darah yang normal,sel endotel melepaskan faktor
relaksasi dan faktor konstriksi yg mempengaruhi tonus otot pembuluh
darah. Vasodilatasi terutama oleh : nitrat oksida ( NO ) dan
prostasiklin. Vasokontriksi terutama oleh : endotelin 1, prostanoid
vasokonstriktor, angiotensin II, anion superoksida
6. Bahan vasoaktif didalam tubuh antara lain :
- bradikinin : vasodilator kuat > diinaktivasi oleh ACE
- endotelin : dipicu oleh makanan asin atau berkadar garam tinggi yg
menyebabkan peningkatan tekanan darah tinggi ( vasokonstriktor
endothel )
- peptida natriuretik atrial : peningkatan volume darah dihasilkan
oleh atrium jantung
- nitrit oksida : menyebabkan vasodilatasi
Hipertensi resisten
- merupakan keadaan dimana tekanan darah tidak dpt diturunkan hingga
dibawah 140/90 mmhg
- penyebab hipertensi regimen :
1. Faktor pasien
*Hipertensi kerah putih ( white coat hipertension ) : hipertensi yg
muncul saat menghadapi tenaga medis
*pendidikan pasien yg rendah
*pengetahuan pasien yg rendah mengenai bahaya dan komplikasi dari
hipertensi
* biaya
2. Faktor dokter
- kesalahan diagnosis
- kesalahan dosis obat
- kurangnya penjelasan dokter mengenai bahaya pasien
3. Obat
- obat yg sudah kadaluwarsa
- kompleksitas regimen
Hipertensi maligna
- hipertensi yg merupakan kegawatan medis yg dapat menyebabkan
kerusakan organ dan kematian.
- pd hipertensi maligna, tekanan darah sistol > 200 mmhg, tekanan
darah diastol > 140 mmhg
-Organ yang biasa dirusak oleh hipertensi maligna adalah :
1. Otak
Ensefalopati hipertensif
2. Mata
Retinopati hipertensif, papiloedema
3. Ginjal
4. Jantung
Disfungsi ventrikel kiri akut
- pasien harus segera dirawat di rumah sakit dengan target penurunan
tekanan darah diastol 90 hingga 105 mmhge
Hipertensi sistol terisolasi ( isolated sistolyc hypertension )
- merupakan gangguan yg umum terjadi di populasi usia lanjut.
- kebanyakan dari individu denganb usia lebih dari 60 tahun mengalami
ISH
- 5 % pd populasi 60-69 tahun; 10% pd populasi 70-79 tahun; 16% pd
populasi usia di atas 80 tahun.
- faktor penting penyebab ISH:
1. Pembuluh darah
Hilangnya elastisitas dan distensibilitas aorta dan arteri
2. Jantung
Menurunnya curah jantung
3. Sensitivitas terhadap garam natrium meningkat
Cara pengukuran tekanan darah :
1. Pemeriksa memasang cuff pd lengan atas
2. Stetoskop ditempatkan pd lipatan siku bagian dalam
3. Cuff dikembangkan dengan cara memompakan udara kedalamnya lalu cuff
membesar menekan arteri brachial sehingga aliran darah terhenti
sementara.
4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat
udara.
5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada 2 hal yg
harus diperhatikan adalah jarum penunjuk tekanan dan bunyi pembuluh
darah lengan yg dihantarkan lwt stetoskop.
6. Saat terdengar denyut untuk pertama kalinya,nilai yg ditunjukkan
jarum penunjuk tekanan adalah nilai sistolik ( fase 1 suara korotkoff ).
7. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yg
terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yg ditunjukkan oleh
jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang adalah nilai
diastolik ( fase 5 suara korotkoff ).
Pedoman terapi hipertensi menurut JNC 7:
- normal : modifikasi gaya hidup disarankan
- prahipertensi :
modifikasi gaya hidup
tidak diperlukan obat anti hipertensi
- hipertensi tahap 1
modifikasi gaya hidup
kebanyakan diuretik tiazid, dipertimbangkan ACE blocker, ARB, beta
blocker, antagonis calcium
- hipertensi tahap 2
Sebagian besar merupakan kombinasi 2 obat ( diuretik + ACE blocker/
ARB/ antagonis calcium )
- hipertensi tahap 1 atau tahap 2 sebagai komplikasi tambahan peny
lain: obati dulu peny. utama ditambah obat hipertensi
Target penurunan tekanan darah menurut JNC 7 :
- dengan komplikasi : 130/80 mmhg
- tanpa komplikasi : 140 /90 mmhg
Pemeriksaan rutin yg dianjurkan adalah
Hipertensi tahap 1 : sebulan sekali
Hipertensi tahap 2 : lebih sering
Target sudah tercapai : setiap 3 sampai 6 bulan sekali
Menurut European society of hypertension :
Penghambat ACE dan ARB tidak boleh digunakan pd kehamilan
Tujuan pengobatan hipertensi :
1. Menurunkan resiko mortalitas dan morbiditas akibat penyakit
kardiovaskuler dengan mengendalikan berbagai faktor resiko antara lain
merokok, dislipidemia, obesitas pd abdomen.
2. Mengatasi hipertensi dan berbagai kondisi medis.
Terapi non farmakologi :
1. Penurunan berat badan
2. Pembatasan konsumsi alkohol
Alkohol dpt menyebabkan resistensi terhadap pengobatan antihipertensi
3. Pembatasan asupan garam
4. Program asupan makanan menurut DASH
- memperbanyak jenis makanan seperti
Sayur2an dan buah2an, serat, produk susu rendah lemak, daging tidak
berlemak, kalsium, magnesium, kalium.
- mengurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemakjenuh, kolesterol,
garam
5. Aktivitas fisik aerobik dapat menurunkan tekanan darah contoh :
jalan cepat, berlari lari kecil, berenang
6. Mengurangi merokok
Dengan merokok menyebabkan peningkatan katekolamin di dalam darah yg
meningkatkan aktivitas simpatik yg pd akhirnya meningkatkan tekanan
darah.
Intervensi farmakologi:
1. Diuretik
Tiazid kerjanya di tubulus distal ginjal
Cara kerjanya :
- menurunkan retensi air dan natrium sehingga menurunkan volume darah
yg kemudian menurunkan curah jantung dan pd akhirnya menurunkan
tekanan darah.
Efek samping :
- hipokalemia
- hiperurikemia
2. Diuretik hemat kalium
contoh : amilorid hidroklorida, spironolakton, triamteran
Untuk pengobatan hipertensi, plg sering dikombinasi dengan tiazid.
Digunakan jika aldosteron berlebihan
Cara kerja Diuretik hemat kalium :
Menghambat proses reabsorbsi natrium yg distimulasi oleh aldosteron
Menghambat ekskresi kalium di tubulus distal dan pengumpul
Efek samping :
- hiperkalemia
- ginekomastia
- batu ginjal
- gagal ginjal akut
- asidosis metabolik
3. Beta blocker
Contoh : propanolol hidroklorida, asebutolol
Cara kerja :
-Menurunkan denyut jtg, kontraktilitas miokard, curah jtg, kecepatan
konduksi jtg sehingga menghasilkan penurunan tekanan darah.
- menghambat pelepasan renin dari jukstaglomerular pd ginjal oleh
katekolamin.
Efek samping : kelelahan, tgn dan kaki dingin, impotensi, disfungsi
seksual, menutupi hipoglokemia pd dm.
4. Antagonis kalsium
Contoh : amlodipin, nifedipin
Cara kerja : menghambat proses berpindahnya kalsium menuju sel otot
jantung dan otot polos dinding wpembuluh darah sehingga merelaksasi
otot polos pembuluh darah dan menurunkan resistensi perifer sehingga
menurunkan tekanan darah.
Indikasi pd penderita hipertensi yg jg menderita asma, diabetes,
angina, penyakit vaskuler perifer.
5. Penghambat ACE
Obat golongan ini mempengaruhi sistem renin angiotensin.
Contoh obat ini adalah :
Captopril, benazepril, imidapril
Efek samping yang sering terjadi adalah :
Batuk kering, udem, neutropenia, hiperkalemia
6. Penyekat ARB ( angiotensin ii reseptor blocker )
Contoh obat : valsartan, losartan
ARB menghambat reseptor blocker At1
( reseptor angiotensin 1 )
Reseptor AT1 menyebabkan :
-Vasokonstriksi
-Retensi natrium
-Aktivasi sistem saraf simpatik
-Inflamasi
-Efek meningkatkan pertumbuhan
-Aldosteron
-Apoptosis
Efek samping adalah :
Udem, neutropenia, hiperkalemia,hepatotoksisitas, alergi
Senin, 19 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar